Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kota Bandung

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • CONSUMER PSYCHOLOGY & RESEARCH, OKTOBER, 17-18, 2012 GREEN HOUSE UNIVERSAL

CONSUMER PSYCHOLOGY & RESEARCH, OKTOBER, 17-18, 2012 GREEN HOUSE UNIVERSAL

Update Terakhir
:
11 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
1 Unit
Dilihat Sebanyak
:
29 kali

Harga

CALL
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail CONSUMER PSYCHOLOGY & RESEARCH, OKTOBER, 17-18, 2012 GREEN HOUSE UNIVERSAL

Mengkondisikan orang menjadi pelanggan, sering diawali melalui pemikiran kaum behaviorist yang meyakini perilaku adalah fungsi lingkungan. Rata-rata pemasar ( advertiser) menerapkan seperangkat teknik operant conditioning terhadap pasar sasaran. Popularitas teknik yang lebih dikenal dalam psikologi ini dimanfaatkan guna membangun terbentuknya ketergantungan konsumen atas produk tertentu yang dilempar ke pasar konsumen. Kesuksesan itu bisa dilihat. Ponsel yang dahulu dinilai ‘ wah’ dan supermahal era prakrismon, ternyata masa pascakrismon malah jadi barang mainan tukang ojeg, manager eksekutif, ABG atau babu sekalipun. Conditioning produk air minum ( air mineral) terjadi dari kampung hingga kota, pejabat dan orang melarat. Masa sebelumnya, kita dianggap mengada-ada dan berlebihan kalau cari air mineral ( aqua) untuk melepas dahaga. Sebab nenek moyang kita, turun temurun selalu mewariskan bahwa air minum sehat ( higienis) adalah air sumur atau mata-air yang telah direbus hingga mendidih. Bila sekarang ada yang cari air matang yang telah direbus mendidih untuk minum, bisa-bisa dibilang orang itu suka repot dan bikin capek. Penjungkirbalikan wawasan kognitif demikian baru menyangkut soal produk, belum lagi soal merek. Banyak orang atau diri kita sendiri yang gelisah, ngedumel bahkan uring-uringan. Meski disediakan teh atau kopi tubruk, masih merasa diboikot; lantaran tak ada aqua di meja rapat atau meja kerja. Padahal, dulu kita merasa tetap bahagia meski minum air kendi. Kesetiaan kita untuk terbiasa minum air putih ( matang) , dibongkar menjadi loyalitas mengkonsumsi air mineral. Jika ditelisik kembali, benarkah ada korelasi antara kebugaran, kesehatan dan daya tahan tubuh dengan kandungan air mineral; mengingat belum ada angka statistik resmi dalam informasi medis universal yang memuat korelasi aqua dan derajat kesehatan tubuh yang prima. Yang ada, adalah korelasi kuat antara pola perilaku konsumsi air mineral dengan heartshare konsumen merek aqua. Heartshare, adalah istilah pemasar untuk menunjukkan totalitas derajat sikap penolakan dan loyalitas konsumen dalam melakukan keputusan pembelian atas merek produk tertentu yang dipasarkan. Makin besar probabilitas indeks heartshare, makin kecil sikap penolakan orang secara umum ( tak hanya pembeli dan pelanggan) terhadap keberadaan sebuah merek produk yang dilempar ke pasar. Makin besar indeks heartshare, perencana pasar akan lebih optimis dan lebih leluasa menempatkan produknya dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun. Heartshare merek atas produk bukan berarti bahwa produk itu harus menjadi market leader, melainkan opinion leader dalam marketshare seluruh perusahaan dan bisnis, baik itu sebagai produsen, pemasok, distributor dan konsumen untuk jenis produk yang relatif sama. Untuk snack & baverages ( makanan & minuman ringan) , seandainya merek aqua sebagai heartshare, maka ia tak akan ditolak oleh pasar manapun. Heartshare ibarat kepingan emas yang bisa diterima siapa saja dalam bentuk apa saja, baik sebagai produk tunggal atau substitusi. Kalau tak ada teh botol, softdrink, bir atau kopi, konsumen tak akan menolak minum aqua. Orang lapar tentu perlu sesuatu untuk dilahap. Andai ditawarkan aqua, orang pun mau meminumnya. Perhatikan pula, jika Anda belanja makanan dalam perjalanan. Adakah disitu aqua, meski Anda telah belanja 3 jenis minuman lain? Jika jawaban Anda adalah ada, maka aqua adalah heartshare bagi konsumen seperti Anda. Jika ditanya, Anda akan memberi sejumlah alasan, namun Anda sendiri tidak yakin mengapa membeli aqua. Apalagi perilaku Anda belanja makanan, bukan minuman. Heartshare merupakan indikator fanatisme produk bagi konsumen dan membentuk sikap fatalistik orang atas merek. BrandsImage adalah salahsatu cara membangun heartshare. Parameter lain adalah mindshare, yakni sikap konsumen untuk membuat sejumlah alternatif potensial dan mengambil keputusan pembelian yang paling memuaskan. Jika orang lapar kemudian lebih puas makan di KFC daripada McDonald, maka mindshare KFC lebih kuat untuk konsumen orang itu. Jika orang tak lapar, lalu jadi berselera makan dan puas di Pizza Hut, ini heartshare. Untuk mengetahui peta kekuatan heartshare dan mindshare bisnis perusahaan, perlu landasan metodologi kuat dari riset pasar yang terprogram secara periodik dengan pendekatan perilaku. Ironisnya, riset perilaku konsumen tak banyak digubris oleh perusahaan yang rata-rata menganut strategi pemasaran dengan orientasi produksi. Perusahaan demikian mudah dikenali, sebab lebih berfokus pada konsep produksi. Falsafahnya, konsumen lebih suka produk yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Manajemen didominasi orang produksi dengan fokus bisnis pada soal efisiensi produksi yang tinggi, peningkatan jumlah produksi dan distribusi jaringan yang lebih luas. Loyalitas konsumen dinilai makin kuat, jika mereka mudah dan murah memperoleh barang. Tentu saja, keistimewaan produk, pelayanan dan kepuasan konsumen bukan merupakan prioritas utama. Untuk produk toiletries jenis tertentu, Univeler menganut konsep ini. Begitu pula dengan retailer Alfamart dan Indomaret. Begitu pula perusahaan dengan orientasi rancangan produk. Mereka menilai loyalitas konsumen bergantung pada penawaran mutu, kinerja serta inovasi teknologi terbaik. Manajemen didominasi oleh para teknokrat dan berkonsentrasi pada technological reengineering untuk produknya. Kebanyakan industri komputer seperti IBM, Aecer, Apple Macintosh dan Hewlett Packard menganut konsep ini. Sialnya, ketika mereka menemukan jalur pemasaran yang tepat, teknologi komputer telah melesat jauh kedepan. Jika PT.KAI berasumsi bahwa pengguna KA memang memilih KA; bukan hanya jasa transportasinya, tak heran mereka cuek menghadapi pesaingnya; pesawat udara, taxi, travel atau bus Patas AC. Tak heran pula, KAI berani mematok tarif harga lebih tinggi untuk kota tujuan yang sama. Dan jangan pula menjadi terheran-heran, bila keluhan Anda sebagai konsumen KA ditanggapi dengan enteng. Itulah orientasi pemasaran dengan konsep rancangan produk. Lain lagi strategi pemasaran dengan orientasi menjual. Konsep ini mengandalkan teknik persuasi dan sugesti paling tinggi melalui promosi agresif dan terkesan memaksa atau mengelabuhi. Barang yang dipasarkan umumnya tidak dicari oleh konsumen, seperti food suplemen, asuransi atau kartu kredit. Cara ini biasa juga dipakai jika terjadi overcapacity produksi. Disinilah marketshare seringkali misinterpretated. Menggenjot angka penjualan dengan argumentasi meraih angka marketshare paling realistis. Mereka harus menjual produk yang telah dihasilkan sampai habis, bukan menjual produk sesuai dengan yang pasar inginkan. Cara demikian rawan oleh harga bantingan, patgulipat, dan smokel. Seandainya perusahaan berniat meningkatkan angka penjualan produk, tentu saja dipastikan dulu siapa pelanggan dan pesaingnya. Memprediksi kapasitas penjualan, lazimnya dilihat dari marketshare guna mengetahui peta konsumsi sederetan big customer atas produk yang dihasilkan sederetan big competitor. Persoalannya, apakah konsumen dijamin selalu memberi kesempatan kedua dan berikutnya yang relatif sama kepada kita, jika pesaing dinilai mampu berkinerja lebih baik? Loyalitas konsumen jadi setengah hati dan totalitas kepercayaan ( trust) diragukan. Marketshare tak menyoal hal itu. Marketshare “ menggugah” pemasaran untuk menjangkau angka penjualan paling maksimal dan masuk akal. Sebaliknya mindshare dan heartshare “ menggugah” keyakinan konsumen untuk tetap setia dan percaya ( trust) terhadap apa yang dibawa pemasaran. Marketshare, mindshare, heartshare ibarat 3in1, alat strategi pemasaran dalam mengatasi pesaing. Satu keutuhan fungsi, untuk membentuk dan meneguhkan loyalitas konsumen, sekaligus memperkuat pemasaran dalam membentengi pasar yang telah diraih dari strategi para pesaing.
Tampilkan Lebih Banyak