Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kota Bandung

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • CHARACTER BUILDING untuk PEGAWAI - KARYAWAN PERUSAHAAN

CHARACTER BUILDING untuk PEGAWAI - KARYAWAN PERUSAHAAN

Update Terakhir
:
01 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
1 Unit
Dilihat Sebanyak
:
30 kali

Harga

CALL
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail CHARACTER BUILDING Untuk PEGAWAI - KARYAWAN PERUSAHAAN

Character Internalized Building ( CIB) merupakan sebuah sistem dan metoda pembangkitan dan regulasi internalisasi karakter positif dan negatif melalui awakening yang muncul dalam kesadaran diri; bukan hasil intervensi orang lain atau lingkungan. CIB menghadirkan sebuah independensi universalitas manusia yang menstimulasi unconsciousness secara natural dari sisi positif dan negatif kepribadian untuk kemudian diregulasi dan diinternalisasikan dalam consciousnes agar menjadi sebuah pola mekanisme unconsciousness sebagai dasar kebiasaan berperilaku. Secara aplikatif, training CIB lebih merupakan sebuah upaya pengasahan ketajaman heart intelligence yang akan bekerja menurut ukuran tahap masa perkembangan manusia. CIB merujuk tentang persoalan metapsikologis yang mencakup kehidupan perasaan dan pemikiran ( soul & mind) atas nilai kebermaknaan diri ( body; personal worth) . CIB sebagai suatu terminologi yang menyatakan sikap evaluatif terhadap diri pribadi, dengan tujuan menguraikan masalah pembentukan internalisasi karakter dalam suatu kerangka pemikiran tentang kajian sikap diri ( self attitude) dalam proses autosugesti motivasi ( self-motivated) . CIB merupakan mekanisme penilaian sistematis yang dapat dilakukan oleh individu untuk mendalami ( explore) sejauhmana ia meyakini dirinya sebagai orang yang mampu, berarti, berhasil dan berharga. CIB merupakan ‘ personal judgement’ mengenai keberhargaan diri yang diekspresikan dalam sikap-sikap yang menjadi pegangan individu terhadap dirinya. Melalui program CIB, peserta diajak untuk mengidentifikasi self-consciousness dari suatu kacamata yang didasarkan pada self evaluation. Melalui penela’ ahan variabel-variabel psikologis dalam diri pribadi ( ego-self) , peserta diajak untuk meyakini akan menemukan sejumlah variasi yang bersifat subjektif dari satu sisi dan eskpresi perilaku yang mungkin akan ikut terlibat dalam menentukan terjadinya respon-respon pelayanan dalam kaitannya dengan tindakan-tindakan yang dapat dinilai memberi kepuasan bagi diri pribadi dan orang lain. Dari penelusuran demikian ( self-discovery) , para peserta diharapkan dapat memperoleh dua permasalahan mendasar yang ada dalam “ self” , yang diyakini sangat berhubungan dengan kondisi-kondisi subjektif guna mengungkap internal karakter pribadi. Sebelum menjabarkan pengertian dan upaya dalam program CIB, peserta diajak membuat bahan rujukan guna menggambarkan kerangka pemikiran mereka sekitar permasalahan tentang diri pribadi mereka dengan lingkungan aktual dan ideal sekitarnya. Karena CIB merupakan suatu terminologi yang menunjukkan sifat evaluatif, maka hal itu akan berkaitan dengan persoalan nilai negatif, positif, netral, dan pandangan ambiguous berkenaan dengan penempatan masalah kesadaran diri ( self consciousness) . Orang yang kaya motivasi dalam membentuk karakter internal ( rich CIB) akan bersikap respek dan menghargai dirinya sendiri serta memandang bahwa dirinya memiliki posisi yang sederajat atau setara ( equal) terhadap orang lain. Mereka bukan orang yang merasa sempurna, namun menyadari dan mengenali keterbatasan-keterbatasan dirinya sehingga ia berharap dan berusaha untuk maju dan berkembang, dalam bidang apapun; termasuk pelayanan publik Sebaliknya orang yang kurang termotivasi secara intrinsik dalam membentuk karakter internal ( poor CIB) umumnya memiliki pengalaman ketidakpuasan diri, penolakan diri dan rendah diri. Mereka kurang antusias dan kurang menghargai dirinya sendiri karena memandang bahwa dirinya memiliki posisi yang diatur dan merasa dikendalikan oleh figur otoritas & power orang lain. Mereka bertindak karena unsur keterpaksaan karena menyadari dan mengenali keterbatasan-keterbatasan dirinya sehingga ia berharap memuaskan orang lain dan lingkungan, namun tidak menghayati kepuasan internal yang dapat diperoleh pribadinya secara pribadi. CIB diawali dengan upaya mengeksplorasi kebutuhan dan keinginan spesifik pribadi yang dapat mempengaruhi persepsi atas kecakapan dirinya untuk mengendalikan dan mengontrol kehidupan mereka. Jika ia merasa tidak mampu mengontrol kehidupan dan lingkungan mereka, maka motivasi untuk membentuk internalisasi karakter cenderung melemah. Sebaliknya individu yang sanggup mengevaluasi diri dan lingkungannya dengan sikap dan pemikiran positif, maka yang bersangkutan dapat dikatakan mulai menemukan akses internalisasi karakter. Pengayaan memotivasi diri diyakini dapat memperbesar peluang suatu keberhasilan individu dalam berprestasi lebih baik dan variatif ( adaptable & adjustable) untuk mencapai Rich-CIB. Lebih lanjut dapat diungkapkan, bahwa semua proses CIB tersebut tidak terlepas dalam kaitannya dengan masa perkembangan individu, sehingga CIB tidak berada dalam posisi awal atau akhir tahap masa perkembangan individu melainkan hal itu akan tetap berjalan sepanjang masa perkembangan sebelum dan sesudahnya. Titik tolak CIB merupakan suatu proses penilaian atau evaluasi terhadap diri, karena evaluasi ini menyatakan kesesuaian actual self yang sanggup ia tampilkan dengan ideal self yang seharusnya ia tampilkan secara nyata ditengah-tengah lingkungan sosial dalam pelayanan publik. Ideal self ini merupakan suatu pandangan dalam diri individu yang menyatakan dirinya secara ideal sesuai dengan tampilan fisik, kemampuan diri dan adekuasi hubungan interpersonal. Dari proses tersebut individu menilai diskrepansi antara actual self dan ideal self serta menginterpretasikan keberartian dirinya terhadap diri dan lingkungannya. Cara dan hasil mempersepsikan self-evaluation tentang pribadi individu akan mempengaruhi cara-cara beradaptasi sehingga juga akan menentukan tingkat adjusment kepribadian dalam bekerja; mencakup dalam tugas pelayanan publik. Semakin tinggi diskrepansinya dan semakin rendah penerimaan dirinya, maka CIB yang terbentuk menjadi semakin kurang berdayaguna ( poorlessness) , sebaliknya semakin rendah diskrepansinya dan semakin tinggi penerimaan dirinya, maka CIB akan semakin menjadi berdayaguna ( richfulness) . CIB akan menjadi relatif permanen ( well-CIB) apabila individu peserta menjadi semakin menyadari keterbatasan dirinya dengan penerimaan diri yang semakin tinggi pula. Individu demikian akan semakin memotivai dirinya untuk menjelajah dalam setiap kehidupan perasaan dan pemikiran ( soul & mind) berkaitan dengan kehidupan pribadi dan sosial ( bodies, personal-social) sehingga peluang munculnya intellectual & emotional insight akan semakin bervariasi dan adaptif. Tahap berikutnya CIB merupakan sebuah proses mekanisme transformasi pribadi individu menuju pada internalisasi pembentukan karakter yang benar-benar bersifat intrinsik melalui pembiasaan motivasi diri ( self-motivated) . Individu yang masih menunjukkan penolakan dan rasa tidak puas dirinya terhadap keterbatasan kompetensi dan tuntutan lingkungan pekerjaan, akan mempengaruhi cara-cara ia berespon menanggapi tuntutan-tuntutan lingkungan sosialnya; mencakup didalamnya tugas pelayanan publik. Ia akan memproyeksikan kesukaran-kesukaran pribadinya keluar diri dan lingkungan sosialnya, sehingga cara pandangnya cenderung negatif. Ia akan mempersepsikan sesuatu hal dalam diri dan lingkungannya sebagai sesuatu yang kurang nyaman dan tidak memuaskan. Ia cenderung merasakan hambatan emosional akibat ketidakpuasan dalam dirinya. Individu cenderung mempersepsikan muatan perasaan negatif mengenai dirinya dan akan termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan perasaan negatif tersebut. Penilaian negatif atas diri semacam ini seringkali disetarakan dengan inferiority, takut-takut atau malu-malu, benci diri, kurang menerima diri apa adanya dan submissiveness ( cenderung membiarkan segala sesuatu terjadi) . Melalui proses transform & reinfrocing CIB, individu akan dibekali dengan cara-cara praktis dan aplikatif menuju pada pribadi yang well-shopitiscated. Peserta akan diajak untuk bersimulasi agar mereka menghayati dan merasa memiliki self-worth yang baik dan adekuat, sehingga tampil sebagai individu pribadi yang nyaman, merasa aman dan cukup puas atas dirinya. Ia akan terstimulasi untuk yakin terhadap kompetensinya ( ability, skill, experience & capability) dalam menghadapi tuntutan pekerjaan pelayanan publik dalam lingkungan sekitarnya. Ia akan memandang positif terhadap lingkungannya dan ia merasa yakin bahwa keberadaan dirinya cukup berarti dan sanggup memberi kontribusi positif dalam lingkungannya untuk memenuhi tuntutan pelayanan publik secara memuaskan. Pada tahap selanjutnya, CIB akan melakukan reinforcing self-evaluation, yakni memperkuat judgemental proccess yang dilakukan seseorang terhadap tampilannya, kapasitasnya, dan atribut-atribut yang dimilikinya dengan mengacu pada standar pribadi dan nilai-nilai yang dianutnya sehingga menghasilkan keputusan tentang keberhargaan dirinya. Sikap terhadap diri tersebut membawa muatan perasaan dan konsekuensi motivasional tertentu, sesuai dengan keadaan self-consciousness. Hasil akhir dari CIB yang dapat diperoleh, bahwa individu akan memiliki muatan perasaan positif mengenai dirinya dan termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan perasaan positif tersebut. Sikap, pemikiran, penjiwaan dan perilaku ( soul, mind & body) secara intrinsik akan diasosiasikan dan diaplikasikan ( applying) dengan tanggungjawab pribadi, keunggulan, kebanggaan, penerimaan diri dan memperlihatkan mindset & readiness untuk adaptasi terhadap tuntutan lingkungan sekitarnya dalam memberi kepuasan pelayanan publik.
Tampilkan Lebih Banyak